MIKORIZA
Praktikum pengamatan mikoriza ini saya lakukan pada saat saya masih menempuh studi S-2 di IPB tahun 2007-2009, tepatnya di tahun 2008, pada matakuliah bioteknologi cendawan. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati:
1. Produksi Scleroderma pada medium MMN dan
dedak/bekatul
2. Respon tumbuh tanaman
yang diinokulasi mikoriza
3. Spora Glomus,
Acaulospora, Gigaspora, Entherophospora, Scutellospora dari preparat jadi dengan
mikroskop cahaya
4. Scleroderma dengan mikroskop cahaya
5. Pengamatan kolonisasi
akar dengan pewarnaan tripan blue
6. Pengamatan
ektomikoriza yang diinokulasi pada tanaman Shorea
Mikoriza merupakan
hubungan simbiosis mutualistik antara cendawan asal tanah dan akar tumbuhan,
dimana cendawan akan memberikan nutrisi terutama P dan N kepada tumbuhan
sedangkan tumbuhan memberikan hasil fotosintesis sebagai sumber C cendawan. Pada tanah yang tidak subur, nutrien
yang diserap oleh cendawan mikoriza dapat memicu pertumbuhan dan reproduksi
tanaman. Sebagai hasil simbiosis antara cendawan dan akar tanaman ini akan
menyebabkan tanaman lebih kompetitif dan mempunyai toleransi yang baik terhadap
cekaman lingkungan daripada tanaman yang tidak bersimbiosis
Kolonisasi mikoriza pada tanaman mempunyai
kisaran inang yang luas. Hampir 95% dari tanaman bersimbiosis dengan mikoriza
baik dari divisi lumut, paku-pakuan, maupun spermatophyta. Ada 2 jenis mikoriza
yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Ektomikoriza mempunyai ciri miselium
cendawan tumbuh pada daerah antar sel (interselular) dari akar tanaman
sedangkan endomikoriza miselium cendawan tumbuh pada daerah interseluler maupun
intraseluler. Berikut ini adalah gambar perbedaan ektomikoriza dan endomikoriza:
Tanaman yang bersimbiosis ada yang
bersifat obligat mikoriza, fakultatif mikoriza atau non mikoriza. Tanaman
obligat mikoriza tidak dapat melangsungkan hidupnya tanapa berasosiasi dengan
mikoriza. Tanaman fakultatif mikoriza
akan memperoleh keuntungan jika berasosiasi dengan mikoriza terutama jika hidup
pada tanah yang kurang subur, sedangkan tanaman non mikoriza mempunyai
ketahanan terhadap kolonisasi mikoriza
Ektomikoriza umumnya terdiri dari
cendawan Basidiomycetes dan beberapa dari Ascomycetes. Miselium cendawan hidup
di dalam akar tanaman tetapi tidah pernah penetrasi di dalam sel akar, hanya
berada di daerah intersel. Pertukaran nutrien dan karbon terjadi pada jaringan
Hartig. (Rizkita. 2006)
Endomikoriza terdiri dari Ektendomikoriza, Vesikular Arbuskular Mikoriza (VAM), Mikoriza Arbutoid, Mikoriza Monotropoid, Mikoriza Ericoid, dan Mikoriza Orchid. Berikut ini adalah perbedaan struktur ektomikoriza dan endomikoriza beserta jenis tanaman dan cendawan:
Famili
Gigasporaceae hanya membentuk arbuskula, tetapi tidak membentuk vesikula. Kelompok
ini membentuk azigospora. Contoh dari famili Gigasporaceae adalah: Gigaspora dan Scutellospora.
Famili
Acaulosporaceae membentuk arbuskula dan vesikula. Famili ini terdiri dari
beberapa genus seperti Acaulospora
dan Entrophospora. Acaulospora membentuk spora pada hifa
lateral sedangkan Entrophospora
membentuk spora di dalam leher hifa.
Spora Acaulospora
Famili Glomaceae terdiri dari genus Glomus
dan Sclerocystis. Umumnya
membentuk spora satu demi satu di dalam tanah.
Keberadaan cendawan di dalam tanah bersinergis
dengan mikroba potensial seperti bakteri penambat nitrogen (keberadaan CMA
diperlukan tanaman leguminosa untuk pembentukan bintil akar dan efektifitas
penambatan nitrogen oleh rhizobium/bradyrhizobium) dan bakteri pelarut fosfat,
jasad-jasad renik selulotik seperti Tricoderma sp.
Cendawan mempunyai peran terhadap keberlanjutan
regenerasi tanaman dan memberi kontribusi positif terhadap keberadaan spesies
tanaman pada suatu komunitas. Peran itu dilakukan
dengan empat cara yaitu ; 1) cendawan mikoriza berpengaruh positif terhadap
reproduksi (melalui persilangan jantan dan betina) dan kemampuan adaptasi
tanaman, 2) kolonisasi cendawan mikoriza dapat meningkatkan kepadatan populasi tanaman, 3) kolonisasi cendawan dapat
meningkatkan kualitas ukuran dan produktivitas tanaman pada populasi tanaman
dan 4) sebagai sumber inokulum penting terhadap pembangunan hutan terutama pada
skala persemaian (Tata et al. 2005)
Perlakuan inokulasi tablet spora mikoriza
berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi bibit kedua jenis Shorea.
Pertumbuhan terbaik pada meranti yang ditanam di kebun karet umur satu tahun yang
berasal dari RAF. Sebaliknya, kedua jenis Shorea yang ditanam di hutan,
baik diinokulasi maupun tidak diinokulasi mikoriza, memiliki pertumbuhan yang
paling lambat. Hal ini diduga disebabkan oleh tajuk hutan yang sangat rapat,
sehingga intensitas cahaya matahari yang masuk ke lantai hutan sangat rendah.
Walaupun Shorea merupakan jenis yang tahan naungan, namun tetap memerlukan
intensitas cahaya matahari yang cukup untuk pertumbuhannya. Pada kebun karet
umur >10 tahun, pertumbuhan tinggi tanaman S. selanica dan S.
lamellata lebih rendah dibandingkan dengan di kebun karet umur satu dan
lima tahun (Husna et al. 2007).
Ektomikoriza umumnya terdiri
dari cendawan Basidiomycetes dan beberapa dari Ascomycetes. Miselium cendawan
hidup di dalam akar tanaman tetapi tidah pernah penetrasi di dalam sel akar,
hanya berada di daerah intersel. Pertukaran nutrien dan karbon terjadi pada
jaringan Hartig. Umumnya tanaman yang bersimbiosis dengan ektomikoriza
mempunyai modifikasi akar lateral atau pola percabangan kolateral. Pola ini
disebut dengan heterorizi yang terdiri dari akar mikoriza pendek yang ditunjang
dengan sistem akar mikoriza panjang. Cendawan mikoriza akan membentuk jaringan
hifa di dalam tanah. Jaringan ini mengandung benang hifa individual atau membentuk
jaringan hifa yang disebut dengan benang miselial. Beberapa cendawan dapat
menghasilkan rizomorf yang mengandung hifa terspesialisasi atau sklerotia yamng
merupakan struktur yang tahan terhadap penyimpanan. Hifa tanah berfungsi
sebagai pencari nutrisi atau sebagai propagul untuk kesintasan dan penyebaran
dari cendawan (Rizkita. 2006).
Scleroderma merupakan ektomikoriza yang bersimbiosis dengan \Shorea. Dari hasil penelitian perlakuan inokulasi tablet spora mikoriza berpengaruh
terhadap pertumbuhan tinggi bibit kedua jenis Shorea (Husna et al. 2007). Cendawan mempunyai peran
terhadap keberlanjutan regenerasi tanaman dan memberi kontribusi positif
terhadap keberadaan spesies tanaman pada suatu komunitas. Peran itu dilakukan
dengan empat cara yaitu ; 1) cendawan mikoriza berpengaruh positif terhadap
reproduksi (melalui persilangan jantan dan betina) dan kemampuan adaptasi
tanaman, 2) kolonisasi cendawan mikoriza dapat meningkatkan kepadatan
populasi tanaman, 3) kolonisasi cendawan
dapat meningkatkan kualitas ukuran dan produktivitas tanaman pada populasi
tanaman dan 4) sebagai sumber inokulum penting terhadap pembangunan hutan
terutama pada skala persemaian (Tata et
al. 2005). Sebagai hasil
simbiosis antara cendawan dan akar tanaman ini akan menyebabkan tanaman lebih
kompetitif dan mempunyai toleransi yang baik terhadap cekaman lingkungan
daripada tanaman yang tidak bersimbiosis.
Untuk memproduksi inokulum harus dipertimbangkan biaya medianya. Dalam hal
ini media bekatul lebih murah bila dibandingkan dengan medium cair. Oleh karena
itu dapat disarankan untuk memproduksi inokulan ektomikoriza Scleroderma menggunakan bekatul yang
ternyata hasilnya juga dapat mengkolonisasi akar Shorea.
KESIMPULAN
1.
Scleroderma merupakan salah satu mikoriza yang dapat
diisolasi dan ditumbuhkan pada medium buatan karena bersifat non obligat.
2. Tanaman yang
diinokulasi dengan mikoriza lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman yang
tidak diinokulasi mikoriza
3. Sporangium Glomus
berisi spora aseksual dan sporangium berasal dari penggembungan hifa
4. Acaulospora membentuk spora pada hifa lateral sedangkan Entrophospora membentuk spora di dalam
leher hifa.
5. Famili Gigasporaceae
hanya membentuk arbuskula, tetapi tidak membentuk vesikula. Kelompok ini membentuk azigospora
6. Scleroderma merupakan cendawan Basidiomycetes dengan adanya
ciri khas sambungan apit pada hifanya
7. Dari hasil pengamatan
terlihat akar yang mengalami kolonisasi dengan mikoriza tampak lebih besar dan
lebih panjang
8. Setelah 2-3 bulan
sudah terjadi kolonisasi akar Shorea
oleh Scleroderma karena ditemukan
struktur Hartig net dan hifa interseluler.
DAFTAR PUSTAKA
Husna, Tuheteru FD, Mahfudz. 2007. Aplikasi
Mikoriza untuk memacu Pertumbuhan Jati di Muna. Info Teknis Vol1
Rizkita RE. 2006. Mycorrhizae Plant microbe
interaction: BI - 5239
Tata H, Noordwijk M, Rasnovi S, Joshi L. 2005. Pengayaan Jenis Wanatani Karet dengan meranti: Bagian
3-5: 223-237
No comments:
Post a Comment